Ternyata otak manusia terlalu kecil untuk mempelajari semua ilmu pengetahuan yang ada. Setelah kita lulus Sekolah Menengah Atas, pikiran kita mulai dikotak-kotakan sesuai bidang ilmu yang diminati. Hal ini ditandai dengan pendidikan ditingkat perguruan tinggi yang menawarkan berbagai jurusan/program studi.
Belajar dari pengalaman seharusnya kita merendahkan hati. Mungkin banyak orang menyapa Kita, dokter, profesor, insinyur/sarjana, pengacara dan kita sangat tersanjung. Sesungguhnya apabila kita renungkan semua yang telah kita peroleh hanya setetes kecil dalam bidang yang tak teukur.
Apabila berani jujur maka apa yang telah kita pelajari belum seberapa. Kita berusaha dan belajar maksimal untuk mempeoleh gelar sarjana, magister, doktor atau bahkan professor. Setelah meraih gelar itu maka selesai juga masa belajar.
Salah jika kita belajar hanya untuk sebuah gelar atau untuk pekerjaan yang layak. Manusia mulai dari hidup sampai masa kritis atau hampir mati harus selalu belajar. Gambar Hidup (GH) teringat dengan kata-kata teman yang mengatakan bahwa orang BODOH itu tidak ada yang ada itu orang MALAS belajar. Kata-kata ini GH dengar saat hampir lulus SMA.
Saya sempat frustasi juga saat mendengar kata-kata ini, karena saya telah menyia-nyiakan masa belajar. Saya sangat sedih karena memiliki pikiran yang terbuka justru saat menjelang ujian.
Mengingat kondisi keuangan keluarga miskin, seharusnya GH rajin belajar. Tapi apa yang telah GH lakukan justru malas belajar, sering bolos sekolah, singkat kata jatuh dengan kenakalan remaja sehingga prestasi nilai yang saya peroleh hancur.
Beruntung setelah lulus GH segeara mendapat pekerjaan, meskipun hanya sebagai karyawan produksi pada sebuah perusahaan. Pikiran yang selalu terbuka untuk belajar membuat GH tidak berhenti untuk HIDUP MAXIMAL. Bekerja sambil kuliah adalah langkah GH berikutnya.
Gelar sarjana sudah GH peroleh namun keinginan untuk selalu belajar tidak akan pernah berhenti. Gelar ini hanya mempersiapkan GH supaya mengetahui lebih banyak lagi, artinya menjadikan seorang murid yang lebih baik daripada ketika GH masuk.
Jangan pernah menutup pikiran dengan pernyataan bahwa Anda sudah mempunyai pengetahuan yang cukup. Belajarlah dari semut, belajarlah dari seorang anak kecil, belajar dari siapapun dan apapun.
hmmm, setuju seratus persen kalo seseorang itu memang harus belajar dari apa, siapa dan bagaimanapun seseorang ataupun kondisi apapun yang ada, yang memang sengaja disiapkan untuk kita. semangat untuk belajar terus dan terus, semoga aja yang kita pelajari bisa mendatangkan hasil yang lebih, dari apa yang kita harapkan. salam sukses ya mas dan mba. :)
BalasHapus