Fungsi Pemeriksaan di Pusat Diagnostik

Pusat Diagnostik Budi Sehat Solo 'Menjamin Ketepatan Diagnosa', begitulah motto yang digunakan untuk meningkatkan minat konsumen. Entah, mulai kapan Budi Sehat menyebar brosur, tetapi yang jelas hari ini saya mendapat informasi penting yang saya peroleh dari brosur iklan tersebut. Selain berisi informasi potongan khusus(discount 25%) selama masa promosi, budi sehat juga memberikan informasi penting tenatang manfaat pemeriksaan kesehatan.

Berikut informasi
fungsi pemeriksaan yang perlu Anda ketahui:

Pemeriksaan Hematologi

1. Hematologi Rutin : untuk mengetahui adanya kelainan darah seperti anemia(kurang darah), adanya infeksi atau kelainan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat kelainan jumlah trombosit.

2. Fibrinogen : Pemeriksaan fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah, mengetahui adanya resiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan resiko terjadinya Penyaikt Jantung Koroner (PJK) dan Stoke) dan mengetahui adanya gangguan fungsi hati

3. Tes Agregasi Trombosit (TAT) : TAT berguna untuk mengetahui gangguan agregasi
-Hiperagregasi berarti peningkatan kecenderungan trombosit membentuk agregasi, sehingga meningkatkan resiko Stroke dan Penyakit Jantung Koroner
-Hipoagregasi berarti trombosit 'malas' membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko pendarahan.

4. Golonagan Darah dan Rhesus : untuk mengetahui golongan darah berdasar sistem ABO dan Rhesus faktor. Dalam tranfusi darah, darah donor dan penerima harus sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor.

5. IgM Anti Salmonella Typhi : untuk mendeteksi penyakit tifus

Pemeriksaan Kimia

1. Glukosa (Sewaktu Puasa & 2 Jam PP) : untuk mengetahui kadar glukosa darah, sehingga membantu menentukan terapi pada pasien diabetes.

2. Cholesterol Total, Trigleserida, HDL, LDL Direk : untuk mengetahui profil lemak pasien, sehingga membantu menentukan terapi, memantau terapi, menentukan faktor resiko Penyakit Jantung Koroner dan Stroke.

3. LP(a) : merupakan faktor resiko stoke

4. Small Dense-LDL : LDL berukuran kecil dan lebih berbahaya dari LDL, merupakan faktor resiko Penyakit Jantung Koroner dan Stroke

5. Ureum/BUN, Kreatin : untuk mengetahui fungsi ginjal

6. Asam Urat : untuk mengetahui adanya penyakit Gout Arthritis (nyeri sendi karena tingginya asam urat).

7. SGOT, SGPT : untuk mengethui fungsi hati, sehingga membantu mendiagnosisi kelainan hati

8. Bilirubin : Peningkatan kadar bilirubin bisa terjadi karena penyakit hati dan empedu(karena radang/infeksi, sumbatan batu, tumor) atau pemecahan sel darah merah yang berlebihan.

9. Protein Total : untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kekurangan protein, untuk mengetahui fungsi hati (hati merupakan organ yang menghasilakn protein).

10. Albumim : Kekurangan albumim dapat terjadi pada penyakit hati(misalnya sirosis), kekurangan gizi, kebocoran ginjal(misalnya sindrom nefrotik).

11. Globulin : Penurunan kadarnya berarti terdapat gangguan kekebalan tubuh. Peningkatan kadar globulin terjadi pada infeksi, penyakit hati dan beberapa jenis keganasan.

12. Cholinesterase(CHE) :merupakan enzim hati yang dipergunakan untuk membantu menentukan apakah funsi sintesisi dari hati masih baik.

13. Alkali Fosfatease(ALP), Gamma-GT : merupakan enzim yang dihasilan oleh hati dan saluran empedu. Peningkatan kadarnya berarti kemungkinan ada kelainan(radang, infeksi, batu, tumor) pada hati dan saluran empedu.

14. Protein Electrophoresisi (SPE) : merupakan tes untuk mengetahui proporsi(%) fraksi-fraksi protein dalam darah(albumim, a1- dan a2-globulin, b-globulin, dan g-globulin.

Pemeriksaan Imunoserologi

1. Feritin : mengetahui cadangan besi dalam tubuh

2. HBsAg : untuk mengethui adanya infeksi virus hepatitis B.
- jika HBsAg Posistif -> terinfeksi virus hepatitis B
- jika HBsAg Posistif selama lebih dari 6 bulan, berarti pasien menderita Hepatitis B Kronis -> disarankan untuk rutin memeriksakan fungsi hati (SGOT, SGPT, Protein total, Albumim, AFP) minimal 6 bulan sekali.

3. Anti Hbs : untuk mengetahui adanya antibody/zat kekebalan terhadap hepatitis B.
  • Pada penderita Hepatitis B, anti HBs positif merupakan pertanda kesembuhan.
  • Pada pasien yang belum /sudah mendapatkan vaksinasi Hepatitis B, jika anti HBs positif berarti pasien sudah mempunyai kekebalan terhadap infeksi virus Hepatitis B. Disarankan untuk rutin memeriksakan kadar anti HBs, jika kadar anti HBs menurun, perlu diberikan vaksinasi ulang.
  • Jika HBsAg dan anti HBs negatif -> pasien belum pernah terinfeksi dan belum mempunyai kekebalan terhadap infeksi hepatitis B-> disarankan untuk vaksinasi.
4. HBeAg : Disarankan untuk diperiksa bila HBsAg positif. Bila HBeAg positif berarti penderita masih infeksius(berpotensi menularkan virus Hepatitis B)

5. HBV DNA : untuk mengetahui jumlah virus Hepatitis B yang masih hidup -> dipergunakan untuk memantau perjalanan penyakit dan terpai hepatitis B.

6. Anti HCV : untuk mengetahui adanya antibody terhadap virus Hepatitis C. Anti HCV positif berarti pasien menderita Hepatitis C.

7. HCV RNA : untuk mengetahui jumlah virus Hepatitis C yang masih hidup, dipergunakan untuk memenatau perjalanan penyakit dan terpai hepatitis C.

8. Anti Dengue IgM dan IgG : untuk mengethui adanya infeksi virus Dengue penyebab demam dengue/demam berdarah.

9. Anti Toxoplasma Igm : Untuk mengetahui adanya infeksi akut dari Toxoplasma gondii.

10. Anti Toxoplasma IgG : Merupakan pertanda adanya kekebalan terhadap infeksi Toxoplasma gondii.

11. Anti CMVIgM : Untuk mengetahui adanya infeksi akut dari CMV (Cytomegalovirus)

12. Anti CMVIgG : Merupakan pertanda adanya kekebalan terhadap infeksi CMV(Cytomegalovirus)

13. Anti Rubella IgM : Untuk mengetahui adanya infeksi akut dari Virus Rubella

14. Anti Rubella IgG : Merupakan pertanda adanya kekebalan terhadap infeksi Rubella

15. Anti HSV2IgM : Untuk mengethui adanya infeksi akut dari virus Herpes Simpleks tipe 2.

16. Anti HSV2IgG : Merupakan pertanda adanya kekebalan terhadap infeksi Virus Herpes Simpleks tipe 2.

17. VDRL, THPA : VDRL dan THPA merupakan tes skrining/penapis untuk mengethui adanya penyakit sifilis

Pemeriksaan Pertanda Tumor (Tumor Marker)

1. AFP (Alfa Protein) : Merupakan pertanda tumor untuk hati dan tumor-tumor germinal.

2. CEA (Carcino-Embronic Antigen) : Merupakan pertanda tumor untuk usus dan payudara.

3. PSA (Prostate Specific Antigen) : Merupakan petanda tumor untuk prostat

2 komentar:

  1. wah,,kedokteran nih
    meskipun aku kurang paham
    tapi bener-bener bermanfaat postingan ini
    heheheheehhe

    BalasHapus
  2. ada pembahasan lebih lanjut tentang pemeriksaan fibrinogen? bisa minta referensinya?

    salam,
    Putri

    BalasHapus